Seperti biasa, malam sepulang kuliah saya selalu menyempatkan untuk
minum segelas jamu di Bukti Mentjos. Sebuah kedai jamu yang berlokasi di
Salemba Tengah, kira-kira 5 menit berjalan kaki dari kosan saya. Kalau sedang sakit,
saya pasti selalu minta dibuatkan jamu oleh pemilik kedai. Horatius Romuli
namanya, namun lebih akrab disapa Engkoh. Mungkin karena beliau merupakan
peranakan Jawa-Cina (just guess…). Engkoh
hanya melayani pelanggannya mulai dari jam 8 malam, tidak heran kalau kedai
jamu ini makin malam malah semakin ramai. Selain bisa berkonsultasi langsung
dengan si Engkoh tentang penyakit kita, si Engkoh juga biasanya memberikan
wejangan-wejangan ala Mentjos agar si pasien cepat sembuh.
Heeem, kali ini saya tidak sedang sakit. Saya hanya memesan segelas
kunyit asem hangat kepada pelayan kedai. Dengan segelas kunyit asem ini, saya
berharap mendapatkan perut saya langsing dan rata esok pagi (heueheueheu).
Sambil menikmati kunyit asem, saya memperhatikan Engkoh yang sedang melayani
pelanggannya.
Seorang ibu dengan tubuh standar ibu-ibu sedang berkonsultasi. Yaah, standar
ibu-ibu? you know what I mean :P. Ibu
itu mengeluh tentang berat badannya. “Heuheu, mungkin dia masih berharap bisa
memiliki badan seperti Cut Tari”, celetuk saya dalam hati. Si Engkoh lalu dengan
sigap meracik jamu untuk ibu tersebut. Entah apa yang dia masukkan ke dalam
gelas itu. Semua jamu itu berwarna sama, hijau pekat kecoklatan. Pada toples
tempat jamu itu disimpan pun tidak ada namanya. Dia memasukkan beberapa bahan,
berhenti sebentar seperti sedang berpikir, kemudian memasukkan beberapa bahan
lagi.
“Pait? Manis? Sedang? Manis yah. Kasih jeruk nipis dikit..”, ucap si Engkoh pada ibu tersebut.
Si Engkoh kemudian memanggil salah satu pelayan untuk menyeduh jamu
hasil racikannya itu. Sambil menunggu jamunya siap, si Engkoh memberi wejangan
pada ibu itu. Inilah saat-saat yang saya tunggu. Tips melangsing ala Bukti Mentjos
:D. Saya memasang kuping saya baik-baik, mengingat-ingat, dan mencatat dalam
hati. Jadi seperti inilah tips sehat ala Bukti Mentjos dari si Engkoh. “Yang
harus dicari itu adalah sehat, bukan langsing. Langsing itu hanyalah dampak.
Untuk menjadi sehat, perbaikilah cara makan…”
Aturan minum:
Aturan makan:
- Penuhilah kebutuhan cairan harian. Umumnya, pria butuh 10 gelas per hari, sedangkan wanita hanya butuh 8 gelas per hari.
- Setiap kali bangun tidur, minumlah air sebanyak 1 gelas belimbing, yah sekitar 200 ml.
- Minumlah 1 gelas air setengah jam sebelum makan.
- Setelah makan, boleh minum air maksimal 2 gelas. Mengapa? Karena lambung kita ini memiliki kapasitas.
- Naah, di antara jam makan ini, boleh minum apa saja. Teh, kopi, susu, apa saja.
- Perbanyaklah makan sayuran dan buah-buahan.
- Ketika makan, makanlah buah-buahan dan sayuran terlebih dulu. Setelah itu, barulah makan nasi dan lauknya. Mengapa? Buah-buahan dan sayuran ini akan menjadi pelumas, mengaktifkan enzim pencernaan.
- Kurangi makan makanan yang putih. Nasi putih, gula putih, tepung putih. Terlebih gorengan. Makanan ini boleeeeh dimakan, asal jangan sering-sering.
“Tiap bangun tidur, kemudian berkaca, katakan pada diri
sendiri, SAYA INGIN SEHAT!!. ”, jelas Engkoh pada ibu tersebut. “Untuk apa?
Agar pikiran kita tersugesti..”, lanjut Engkoh menjelaskan. Pelayan menghampiri
ibu tersebut, memberikan jamu singset hasil racikan langsung dari tangan Engkoh.
Wajah ibu itu mengerenyit kepahitan ketika meminumnya.
Kunyit asem yang saya pesan telah habis saya minum. Saya memanggil
pelayan, membayar minuman saya, kemudian pulang. Tidak sabar untuk menerapkan
tip sehat dari si Engkoh :D. Tips sehat ala Bukti Mentjos dari si Engkoh ini memang yahud dah. Saya
melakukan semua apa yang dikatakan si Engkoh. Satu minggu saja saya
menerapkannya, berat badan saya turun 1 kilo :D.
Gimana?
Ada yang mau coba tips sehat (bonus langsing) ala Bukti Mentjos? J
foto-foto tersebut saya ambil dari http://ninasoetono.multiply.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar